Sabtu, 09 Januari 2010

"Anda Percaya Indonesia Berjaya 2012"


Surat kabar Jawa Pos edisi online hari ini (Jumat, 08/1/10) menurunkan berita yang ‎masih menoreh secercah harapan akan masa depan Indonesia. Tidak tanggung-‎tanggung Sujiwo Tejo yang dikutip ucapannya oleh Jawa Pos mengatakan, ‎‎"Kejayaan Nusantara Muncul pada 2012."‎

Pernyataan ini mengingatkan kita akan film 2012 yang baru-baru ini ditayangkan ‎dan mengundang kontroversial soal akhir zaman. Memang ada sejumlah ‎kesamaan antara pernyataan Sujiwo Tejo ini dengan skenario film 2012. Segalanya ‎dimulai dengan ramalan. Ramalan suku Maya menjadi ide utama dan pembuka film ‎‎2012, sementara Sujiwo menyampaikan teorinya dengan membawakan ramalan ‎ke-8 Jayabaya. Namun Sujiwo lebih berani memperkuat ramalan ke-8 Jayabaya ‎dengan membeberkan pesan para sejarawan tentang pengulangan sejarah setiap ‎‎700 tahun. Teori chaos-pun tak urung disampaikannya untuk memperkuat teorinya.‎

Namun temuan pakar Amerika Latin yang terjemahan Indonesianya terbit ‎Desember 2009 itu seakan memperkukuh studi kurang lebih 30 tahun Dennys ‎Lombard melalui bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya. Lombard, antropolog ‎Prancis, menggarisbawahi secara lebih detail dan meyakinkan soal betapa ‎istimewanya kedudukan Nusantara dahulu, sekarang, maupun -seharusnya- di ‎masa yang akan datang.‎

Bedanya, Sujiwo Tejo lebih realistis dengan menyertakan sejumlah indikasi-indikasi ‎yang terjadi di Indonesia yang mampu memperkuat teorinya. Sujiwo menyebutkan ‎tentang gerakan rakyat mengumpulkan koin solidaritas buat Prita Mulyasari. Sujiwo ‎menyebut gerakan ini sebagai petanda awal terjadinya ramalan ke-7 Jayabaya. ‎Telah terjadi barisan pemberontakan rakyat dari berbagai penjuru Nusantara. Hal ‎ini ditambahkannya dengan gerakan sejuta Facebooker untuk mendukung Bibit dan ‎Chandra dan kini demo kasus Bank Century.‎

Menarik bukan? Oleh karenanya, segera baca laporan selengkapnya berikut ini:‎

Saya yakin tak lama lagi Nusantara kembali berjaya. Ramalan ke-8 Jayabaya ‎tentang kembalinya Sabdo Palon Noyo Genggong akan terwujud sebentar lagi. ‎Dua makhluk gaib yang kemunculannya dipercaya menandai kejayaan Nusantara ‎itu mungkin keluar sekitar 2012.

Ini kalau kita klop-klopkan prakiraan rekan-rekan peminat dunia paranormal tanah ‎air dan suku Maya. Kisaran kemunculan makhluk gaib itu pada 2012-2016. ‎Sementara peristiwa besar dunia yang sudah diramalkan suku Maya adalah kiamat ‎pada 21 Desember 2012. Ramalan suku bangsa ahli perbintangan yang hidup di ‎selatan Meksiko itu mengguncang dunia ilmiah tahun lalu karena tanda-tandanya ‎juga mulai terbaca oleh ilmu pengetahuan.

Ramalan ke-8 Jayabaya kita yakini akan terjadi dalam waktu singkat jika peristiwa ‎nyata akhir-akhir ini kita lihat sebagai pertanda. Misalnya, gerakan rakyat ‎mengumpulkan koin solidaritas buat Prita Mulyasari juga kita yakini sebagai ‎pertanda awal terjadinya ramalan ke-7 Jayabaya, yaitu Tikus pithi anoto baris. ‎Dengan kata lain, terjadi barisan pemberontakan rakyat dari berbagai penjuru ‎Nusantara.

Misalnya, gejolak di berbagai daerah yang nyaris rata di Nusantara atas kacaunya ‎daftar pemilih tetap pada pemilu lalu, gerakan sejuta Facebooker untuk mendukung ‎Bibit dan Chandra. Kemudian gerakan nyaris semiliar koin buat Prita, meratanya ‎demo nasabah kasus Bank Century, dan terperangahnya masyarakat atas ‎terbitnya buku Gurita Cikeas karya George Junus Aditjondro.... Semua itu kalau ‎diibaratkan musik adalah intro bagi lagu mars.

Itulah mars barisan pemberontakan rakyat semesta. Itulah makna Tikus pithi anoto ‎baris alias tikus pithi menata barisan. Tikus pithi adalah tikus kecil-kecil kemerahan ‎yang bisa merubung dan menggerogoti, bahkan baju dan celana yang sedang kita ‎pakai.

Saya yakin ramalan ke-8 Jayabaya akan terbukti tak lama setelah ramalan ‎ketujuhnya berlangsung. Dan, saya yakin ramalan ketujuhnya terbukti karena enam ‎ramalan sebelumnya sudah terbukti. Yaitu, Murcane Sabdo palon noyo genggong ‎‎(runtuhnya Majapahit), Semut ireng anak-anak sapi (masuknya Belanda), Kebo ‎nyabrang kali (Belanda kenyang dan hengkang), Kejajah saumur jagung karo wong ‎cebol kepalang (penjajahan Jepang selama 3,5 tahun sama angkanya dengan usia ‎jagung 3,5 bulan), Pitik tarung sak kandhang (perang saudara di zaman Bung ‎Karno), dan Kodok ijo ongkang-ongkang (tentara berkuasa di era Soeharto).

Bagi yang tak percaya nubuat, nujum, atau ramalan, baiklah saya sampaikan ‎pesan dari para sejarawan. Mereka mengingatkan kita, setiap tempat memiliki ‎siklus sejarahnya masing-masing. Nusantara, menurut studi mereka, memiliki cakra ‎manggilingan alias putaran 700 tahunan. Lihatlah kisaran 2012 adalah 700 tahunan ‎waktu dari kejayaan Majapahit, dan dua kali 700 tahunan dari kejayaan Sriwijaya.

Bagi yang tak percaya klenik, terawangan alias ''penglihatan'', baiklah juga saya ‎sampaikan pesan dari dunia ilmiah, yakni fisika modern temuan abad ke-20. Bahwa ‎chaos alias kekacauan akan terdorong ke arah chaos lebih lanjut sampai akhirnya ‎ke puncak chaos. Di dalam puncak chaos itulah nanti terkandung energi internal ‎yang mendorong keadaan kembali normal.

Pertanyaan saya, kurang chaos bagaimana lagi keadaan sekarang? Dan sekarang ‎bukankah keadaan chaos itu tampak makin mengarah pada chaos lanjutan? Pada ‎puncak chaos nanti, tak diperlukan lagi energi eksternal -misalnya campur tangan ‎Amerika dan negara-negara asing lain- untuk mengembalikan keadaan menjadi ‎normal. Pengembalian pada keadaaan normal akan terdorong dengan sendirinya ‎oleh energi internal. Dan, kekuatan energi internal itulah yang sebenarnya menjadi ‎landasan keyakinan orang banyak yang tak pernah luntur, yakni akan munculnya ‎Satriya Piningit.

Saya yakin ramalan ke-8 Jayabaya segera terwujud karena tanda-tanda yang ‎diisyaratkan rekan-rekan dari dunia paranormal cocok dengan orang-orang dari ‎dunia ilmiah. Sebagai pendukung ramalan Jayabaya dari abad ke-11, ramalan ‎Ronggowarsito sekitar 1,5 abad sebelum ditemukan teori chaos fisika modern, juga ‎sesuai dengan prinsip-prinsip teori chaos.

Awal chaos adalah zaman Kalatida, zaman kekacauan pribadi-pribadi, sudah ‎ditunjukkan setidaknya sejak era Soeharto yang berlanjut hingga era reformasi dan ‎kemudian ditandai kacaunya penyelenggaraan Pemilu 2009. Chaos tersebut ‎berlanjut ke ambang puncak chaos, yakni zaman Kalabendu, zaman kekacauan ‎kolektif yang menyebabkan antara lain masyarakat tergugah meresponsnya ‎dengan gerakan sejuta Facebookers untuk Bibit-Chandra atau pengumpulan koin ‎untuk Prita.

Setelah Kalatida dan Kalabendu serta energi internal yang terkandung dalam ‎Kalabendu cocok dengan teori chaos, Ronggowarsito jauh sebelum teori chaos ‎ditemukan sudah meramalkan Kalasuba, zaman kesejahteraan setelah kita ‎melewati Kalatida yang selanjutnya memuncak ke Kalabendu.

Saya yakin zaman Kalasuba akan muncul di Nusantara. Buku Prof Arysio Nunes ‎dos Santos, Atlantis: The Lost Continent Finally Found terbitan 2005, menunjukkan ‎bahwa kerajaan Atlantik yang pernah berjaya dan sampai sekarang masih ‎misterius bisa jadi tempatnya tidak di mana-mana, melainkan ya... Nusantara ini.

Temuan pakar Amerika Latin yang terjemahan Indonesianya terbit Desember 2009 ‎itu seakan memperkukuh studi kurang lebih 30 tahun Dennys Lombard melalui ‎bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya. Lombard, antropolog Prancis, ‎menggarisbawahi secara lebih detail dan meyakinkan soal betapa istimewanya ‎kedudukan Nusantara dahulu, sekarang, maupun -seharusnya- di masa yang akan ‎datang.

Dan izinkan saya untuk selalu yakin pada harapan itu.