Minggu, 15 Agustus 2010

Udah Enggan Internet'an Dengan Membayar

Saat ini ber'INTERNET RIA adalah sebuah kebutuhan pokok. Kalo dulu, apabila kita ingin ber'INTERNET haruslah kita berangkat ke WARNET. Mulai dari harga Rp 6000/jam, Rp 4500/jam, Rp 3000/jam, bahkan sampai Rp 1000/jam.

Tapi saat ini kita sering menemui tempat-tempat yang menyediakan fasilitas FREE WIFI, ini sangat membantu dalam menghemat pengeluaran uang dalam dompet bagi MANIA INTERNET. Hanya dengan bermodal LAPTOP, kita bisa berkeliling dunia sepuasnya.

Bahkan sampai warung-warung kopi pinggir jalan, kini telah menyediakan fasilitas itu (FREE WIFI) guna untuk menarik para pelanggan. Itu pun juga sangat menguntungakan bagi para KOPI’ers (red: pecinta KOPI), karena hanya dengan secangkir kopi. Mereka bisa berlama-lama ber’INTERNET GRATIS.

Dengan adanya cara yang baru lagi,kita bisa menikmati cara ber’INTERNET RIA secara GRATIS dirumah, yaitu dengan menangkap sinyal-sinyal WIFI yang “BERSLIWERAN” diatas rumah.

Banyak sekali cara untuk menangkap sinyal-sinyal WIFI diatas rumah, dan banyak juga model-model antenna yang bisa digunakan untuk menangkap sinyal WIFI diatas rumah , semua itu bisa kita dapatkan dengan mudah di’INTERNET

Jadi untuk apa lagi kita harus ke’WARNET, lebih baik kita membuat alat tersebut, dan kemudian bisa ber’INTERNET RIA dirumah, smbil didalam kamar, sambil tiduran diatas ranjang, bahkan bisa juga dibawa saat ke’TOILET. SECARA GRATIS…TIS…TIS….

Bagaimana dengan anda saat ini….????

Sabtu, 09 Januari 2010

"Anda Percaya Indonesia Berjaya 2012"


Surat kabar Jawa Pos edisi online hari ini (Jumat, 08/1/10) menurunkan berita yang ‎masih menoreh secercah harapan akan masa depan Indonesia. Tidak tanggung-‎tanggung Sujiwo Tejo yang dikutip ucapannya oleh Jawa Pos mengatakan, ‎‎"Kejayaan Nusantara Muncul pada 2012."‎

Pernyataan ini mengingatkan kita akan film 2012 yang baru-baru ini ditayangkan ‎dan mengundang kontroversial soal akhir zaman. Memang ada sejumlah ‎kesamaan antara pernyataan Sujiwo Tejo ini dengan skenario film 2012. Segalanya ‎dimulai dengan ramalan. Ramalan suku Maya menjadi ide utama dan pembuka film ‎‎2012, sementara Sujiwo menyampaikan teorinya dengan membawakan ramalan ‎ke-8 Jayabaya. Namun Sujiwo lebih berani memperkuat ramalan ke-8 Jayabaya ‎dengan membeberkan pesan para sejarawan tentang pengulangan sejarah setiap ‎‎700 tahun. Teori chaos-pun tak urung disampaikannya untuk memperkuat teorinya.‎

Namun temuan pakar Amerika Latin yang terjemahan Indonesianya terbit ‎Desember 2009 itu seakan memperkukuh studi kurang lebih 30 tahun Dennys ‎Lombard melalui bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya. Lombard, antropolog ‎Prancis, menggarisbawahi secara lebih detail dan meyakinkan soal betapa ‎istimewanya kedudukan Nusantara dahulu, sekarang, maupun -seharusnya- di ‎masa yang akan datang.‎

Bedanya, Sujiwo Tejo lebih realistis dengan menyertakan sejumlah indikasi-indikasi ‎yang terjadi di Indonesia yang mampu memperkuat teorinya. Sujiwo menyebutkan ‎tentang gerakan rakyat mengumpulkan koin solidaritas buat Prita Mulyasari. Sujiwo ‎menyebut gerakan ini sebagai petanda awal terjadinya ramalan ke-7 Jayabaya. ‎Telah terjadi barisan pemberontakan rakyat dari berbagai penjuru Nusantara. Hal ‎ini ditambahkannya dengan gerakan sejuta Facebooker untuk mendukung Bibit dan ‎Chandra dan kini demo kasus Bank Century.‎

Menarik bukan? Oleh karenanya, segera baca laporan selengkapnya berikut ini:‎

Saya yakin tak lama lagi Nusantara kembali berjaya. Ramalan ke-8 Jayabaya ‎tentang kembalinya Sabdo Palon Noyo Genggong akan terwujud sebentar lagi. ‎Dua makhluk gaib yang kemunculannya dipercaya menandai kejayaan Nusantara ‎itu mungkin keluar sekitar 2012.

Ini kalau kita klop-klopkan prakiraan rekan-rekan peminat dunia paranormal tanah ‎air dan suku Maya. Kisaran kemunculan makhluk gaib itu pada 2012-2016. ‎Sementara peristiwa besar dunia yang sudah diramalkan suku Maya adalah kiamat ‎pada 21 Desember 2012. Ramalan suku bangsa ahli perbintangan yang hidup di ‎selatan Meksiko itu mengguncang dunia ilmiah tahun lalu karena tanda-tandanya ‎juga mulai terbaca oleh ilmu pengetahuan.

Ramalan ke-8 Jayabaya kita yakini akan terjadi dalam waktu singkat jika peristiwa ‎nyata akhir-akhir ini kita lihat sebagai pertanda. Misalnya, gerakan rakyat ‎mengumpulkan koin solidaritas buat Prita Mulyasari juga kita yakini sebagai ‎pertanda awal terjadinya ramalan ke-7 Jayabaya, yaitu Tikus pithi anoto baris. ‎Dengan kata lain, terjadi barisan pemberontakan rakyat dari berbagai penjuru ‎Nusantara.

Misalnya, gejolak di berbagai daerah yang nyaris rata di Nusantara atas kacaunya ‎daftar pemilih tetap pada pemilu lalu, gerakan sejuta Facebooker untuk mendukung ‎Bibit dan Chandra. Kemudian gerakan nyaris semiliar koin buat Prita, meratanya ‎demo nasabah kasus Bank Century, dan terperangahnya masyarakat atas ‎terbitnya buku Gurita Cikeas karya George Junus Aditjondro.... Semua itu kalau ‎diibaratkan musik adalah intro bagi lagu mars.

Itulah mars barisan pemberontakan rakyat semesta. Itulah makna Tikus pithi anoto ‎baris alias tikus pithi menata barisan. Tikus pithi adalah tikus kecil-kecil kemerahan ‎yang bisa merubung dan menggerogoti, bahkan baju dan celana yang sedang kita ‎pakai.

Saya yakin ramalan ke-8 Jayabaya akan terbukti tak lama setelah ramalan ‎ketujuhnya berlangsung. Dan, saya yakin ramalan ketujuhnya terbukti karena enam ‎ramalan sebelumnya sudah terbukti. Yaitu, Murcane Sabdo palon noyo genggong ‎‎(runtuhnya Majapahit), Semut ireng anak-anak sapi (masuknya Belanda), Kebo ‎nyabrang kali (Belanda kenyang dan hengkang), Kejajah saumur jagung karo wong ‎cebol kepalang (penjajahan Jepang selama 3,5 tahun sama angkanya dengan usia ‎jagung 3,5 bulan), Pitik tarung sak kandhang (perang saudara di zaman Bung ‎Karno), dan Kodok ijo ongkang-ongkang (tentara berkuasa di era Soeharto).

Bagi yang tak percaya nubuat, nujum, atau ramalan, baiklah saya sampaikan ‎pesan dari para sejarawan. Mereka mengingatkan kita, setiap tempat memiliki ‎siklus sejarahnya masing-masing. Nusantara, menurut studi mereka, memiliki cakra ‎manggilingan alias putaran 700 tahunan. Lihatlah kisaran 2012 adalah 700 tahunan ‎waktu dari kejayaan Majapahit, dan dua kali 700 tahunan dari kejayaan Sriwijaya.

Bagi yang tak percaya klenik, terawangan alias ''penglihatan'', baiklah juga saya ‎sampaikan pesan dari dunia ilmiah, yakni fisika modern temuan abad ke-20. Bahwa ‎chaos alias kekacauan akan terdorong ke arah chaos lebih lanjut sampai akhirnya ‎ke puncak chaos. Di dalam puncak chaos itulah nanti terkandung energi internal ‎yang mendorong keadaan kembali normal.

Pertanyaan saya, kurang chaos bagaimana lagi keadaan sekarang? Dan sekarang ‎bukankah keadaan chaos itu tampak makin mengarah pada chaos lanjutan? Pada ‎puncak chaos nanti, tak diperlukan lagi energi eksternal -misalnya campur tangan ‎Amerika dan negara-negara asing lain- untuk mengembalikan keadaan menjadi ‎normal. Pengembalian pada keadaaan normal akan terdorong dengan sendirinya ‎oleh energi internal. Dan, kekuatan energi internal itulah yang sebenarnya menjadi ‎landasan keyakinan orang banyak yang tak pernah luntur, yakni akan munculnya ‎Satriya Piningit.

Saya yakin ramalan ke-8 Jayabaya segera terwujud karena tanda-tanda yang ‎diisyaratkan rekan-rekan dari dunia paranormal cocok dengan orang-orang dari ‎dunia ilmiah. Sebagai pendukung ramalan Jayabaya dari abad ke-11, ramalan ‎Ronggowarsito sekitar 1,5 abad sebelum ditemukan teori chaos fisika modern, juga ‎sesuai dengan prinsip-prinsip teori chaos.

Awal chaos adalah zaman Kalatida, zaman kekacauan pribadi-pribadi, sudah ‎ditunjukkan setidaknya sejak era Soeharto yang berlanjut hingga era reformasi dan ‎kemudian ditandai kacaunya penyelenggaraan Pemilu 2009. Chaos tersebut ‎berlanjut ke ambang puncak chaos, yakni zaman Kalabendu, zaman kekacauan ‎kolektif yang menyebabkan antara lain masyarakat tergugah meresponsnya ‎dengan gerakan sejuta Facebookers untuk Bibit-Chandra atau pengumpulan koin ‎untuk Prita.

Setelah Kalatida dan Kalabendu serta energi internal yang terkandung dalam ‎Kalabendu cocok dengan teori chaos, Ronggowarsito jauh sebelum teori chaos ‎ditemukan sudah meramalkan Kalasuba, zaman kesejahteraan setelah kita ‎melewati Kalatida yang selanjutnya memuncak ke Kalabendu.

Saya yakin zaman Kalasuba akan muncul di Nusantara. Buku Prof Arysio Nunes ‎dos Santos, Atlantis: The Lost Continent Finally Found terbitan 2005, menunjukkan ‎bahwa kerajaan Atlantik yang pernah berjaya dan sampai sekarang masih ‎misterius bisa jadi tempatnya tidak di mana-mana, melainkan ya... Nusantara ini.

Temuan pakar Amerika Latin yang terjemahan Indonesianya terbit Desember 2009 ‎itu seakan memperkukuh studi kurang lebih 30 tahun Dennys Lombard melalui ‎bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya. Lombard, antropolog Prancis, ‎menggarisbawahi secara lebih detail dan meyakinkan soal betapa istimewanya ‎kedudukan Nusantara dahulu, sekarang, maupun -seharusnya- di masa yang akan ‎datang.

Dan izinkan saya untuk selalu yakin pada harapan itu.